Tim Pengmas UI Lakukan Penyuluhan Mengenai Minyak Jelantah untuk Peningkatan Perekonomian Masyarakat

DepokNews–Depok, 26 Agustus 2023. Permasalahan limbah yang sering terjadi di lingkungan menjadi perhatian utama pemerintah dan warga kota Depok. Seiring bertambahnya populasi dan meningkatnya konsumsi masyarakat turut meningkatkan kuantitas limbah yang signifikan. Salah satu limbah yang menjadi perhatian utama adalah minyak jelantah. Selama ini minyak jelantah lebih seringdipakai berulang atau dibuang sembarangan tanpa memperhatikan efek yang ditimbulkan terhadap kesehatan maupun lingkungan.

Untuk anak yatim Depok Full GRATIS. Info lengkap WA : 0896-7262-4114


Berangkat dari keprihatinan tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Departemen Teknik Industri, Fakultas teknik Universitas Indonesia (DTI FTUI) dibawah Prof. Dr. Rahmat Nurcahyo, M.Eng. Sc. Melakukan penyuluhan dan penyampaian informasi kepada masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari limbah minyak jelantah bagi kesehatan dan lingkungan. Selain itu, diberikan juga solusi penanganan limbah minyak jelantah agar menjadi bernilai ekonomis. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di lingkungan RT 04 RW 08 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos Kota Depok dengan peserta merupakan ibu-ibu PKK di RT tersebut.

Tim Pengmas sendiri beranggotakan Mahasiswa Doktor yaitu Arief Nurdini, M. Habiburrahman, dan Ellia Kristiningrum.


“Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok No. 03 Tahun 2013 Tentang Pedoman Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah didefinisikan sebagai sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah dapat dibagi kedalam beberapa jenis yaitu limbah organik, limbah anorganik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Salah satu limbah rumah tangga yang sering luput dari perhatian adalah minyak jelantah. Selama ini minyak jelantah lebih sering digunakan kembali atau jika sudah menghitam akan dibuang dilingkungan, seperti tanah dan saluran air,” kata Prof. Rahmat.

Minyak jelantah merupakan limbah cair dari sisa penggorengan. Selama ini masyarakat lebih cenderung menggunakan terus menerus minyak tersebut sampai warna minyak menghitam. Jika sudah menghitam biasanya minyak akan dibuang ke tanah atau saluran air.
“sebenarnya di kecamatan ciamanggis sudah terdapat bank sampah yang mengelola minyak jelantah yang diberi nama Jelantah Cantik (Jelantik) dimana minyak jelantah dikumpulkan denagn sistem sedekah minyak jelantah yang kemudian akan dijadikan biodiesel. Namun, karena kurangnya sosialisasi sehingga banyak masyarakat terutama ibu-ibu di RT 04 kelurah cimanggis belum mengetahui informasi tersebut” Sambung Arief Nurdini


Penggunaan minyak jelantah sampai menghitam dapat menyebabkan permasalahan kesehatan seperti kolesterol, penyakit jantung, stroke dll. Selain itu pembuangan secara sembarangan juga akan berdampak negatif terhadap lingkungan seperti pembuangan ke saluran air akan membuat saluran mampet karena sifat dari minyak yang membeku pada suhu rendah dan jika dibuang ke tanah akan membuat tanah menjadi tidak subur” sambung ia.

“Sehingga diperlukan alternatif lain untuk pengelolaan limbah minyak jelantah ini. Salah satu alternatif yang ditawarkan adalah menjadikan minyak jelantah menjadi bernilai ekonomis. Seperti menjual minyak jelantah ke bank sampah atau menjual ke agen pengumpul, menjadikan minyak jelantah menjadi sabun, lilin aromatherapy, ataupun minyak lilin” lanjutnya.

Ketua RT 04, Bapak H. Turmudli mengapresiasi kegiatan penyuluhan ini. “selama ini permasalahan limbah tidak pernah ada habisnya, baik dari limbah padat maupun cair. Pemberian edukasi kepada masyarakat merupakan salah satu hal yang penting. Selain itu, dari ahli maupun akademisi diperlukan solusi yang dapat mengurangi permasalahan limbah ini”.


“Permasalahan sampah bukan hanya permasalahan pemkot depok tapi merupakan permasalahan keseluruhan lapisan mulai dari pemerintah kota, akademisi, ahli, dan warga” sambung ia.