Ngobras PDPD Bahas Peran Pemuda dalam Perpolitikan Bangsa

Acara ngobras (Istimewa)

DepokNews- Organisasi Pemuda Depok Peduli Demokrasi (PDPD) menggelar diskusi bertajuk Ngobrol Politik di Kedai Nusantara, Kelapa Dua, Depok, Jumat (1/3/2019). Dihadiri puluhan pemuda dan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi se-Jabodetabek, diskusi mengangkat tema Peran Pemuda dalam Perpolitikan Bangsa.

PDPD menghadirkan dua narasumber. Pertama, Calon Legislatif DPRD Jawa Barat nomor urut 3 dari Partai Golkar untuk daerah pemilihan Depok-Bekasi, Muslim Jaya Butar-Butar, S.H, M.H. Serta Pengamat Komunikasi Politik sekaligus dosen Universitas Pelita Harapan, Dr. Drs. Emrus Sihombing, M. Si.

Diskusi digelar dalam rangka menyadarkan para pemuda akan kemampuannya menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan. Mengingat jumlah pemilih dari kalangan pemuda mencapai lebih dari 30% dari total pemilih pada Pemilu 2019. 

Setelah mengikuti diskusi ini, para pemuda diharapkan memiliki pemahaman yang baik dalam mengoptimalkan perannya dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi, pemuda selalu memegang peranan penting dalam proses demokrasi di Indonesia. Seperti yang terjadi pada persitiwa rengas dengklok dan reformasi 1998. 
Dalam pemaparan materinya, Muslim Jaya Butar-Butar menekankan perlunya partisipasi aktif pemuda dan mahasiswa dalam aktifitas politik. Aktif dan membuka diri, termasuk kepada partai politik, namun tetap berpegang teguh pada idealisme.
Menghadapi Pemilu 2019, Muslim berpesan agar pemuda lebih bijak menentukan pilihan. Dia merekomendasikan, pilih pemimpin yang idealis dalam bertutur maupun berperilaku. 

Sementara itu, Emrus Sihombing menekankan perlunya para pemuda menguasai pola komunikasi yang efektif dalam menyuarakan perubahan dan gagasannya. Pemuda harus kreatif.
Emrus berharap, para pemuda muncul sebagai kelompok yang berpikiran terbuka. Menanamkan semangat bhineka tunggal ika, dan tidak lagi memainkan sentimen politik identitas. 

Pemuda, harus mampu menciptakan konsep persatuan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Karena politik identitas adalah ancaman besar bagi kerukunan bangsa yang majemuk seperti Indonesia.  Menurut dia, pemimpin yang baik, adalah sosok yang inklsuif. Yakni, membuka diri dan siap merangkul perbedaan dalam dirinya sendiri, lingkungannya, dan bangsanya. 

Emrus berharap, pemuda tidak apatis apalagi antipati terhadap politik. Sebaliknya, pemuda harus terlibat aktif dan proses pembuatan keputusan politik. Bahkan, menduduki kursi elit politik, sebab pemuda identik dengan invoasi dan kretaifitas yang tidak terhalang pembatas primordial. 
“Harus pemuda yang duduk dan memegang kuasa penuh di depok, karena orang-orangtua hanya memikirkan perutnya,” tutupnya.(mia)