Bincang Santai Warga Depok Dengan Imam Budi Hartono

DepokNews – Bincang Santai Depok Kita yang di motori oleh Dosen Universitas Gunadara Dr Prihandoko Phd dengan tema pembukaan Mall tanggal 16 Juli dan PSBB menghadirkan narasumber utama Anggota Dewan Perwakilan Rakayat Daerah ( DPRD) Provinsi Jawa Barar sekaligus Bakal Calon Wali Kota Depok dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Imam Budi Hartono.

Pada kesempatan tersebut hadir juga dua warga Depok Ansyari dan Resti Vurvani yang mengomentari terkait pembukaan Mall serta PSSB yang diperpajang tanggal 2 Juli. Dalam kesempatan tersebut Ansyari mengomentari PSSB yang tidak begitu efektif terlaksana. Hal tersebut kata dia karena masih banyak ditemukan masyarakat ramai di Pasar dan bahkan jalanan di Kota Depok masih penuh.

“Selama ini kita tidak melihat PSSB ada di jalanan, karena kondisi pasar masih penuh dan jalanan juga masih penuh. Padahal pasien Covid-19 berdasarkan data masih sangat tinggi,” ujarnya.

Menurutnya pembukaan Mall tidak akan mempengaruhi pengujung yang akan datang. Sebab data statistik yang terbit terutama dibulan mei, barang yang dibutuhkan adalah barang primer sedangkan barang yang skunder menurun sangat jauh.

“Jadi bagi saya kalaupun Mall buka nggk ada masalah. Sama saja antara mall dibuka atau tidak,” katanya.

Sementara itu Bakal Calon Wali Kota Depok dari PKS Imam Budit Hartono mengatakan permasalahan akibat wabah Covid-19 ini memang sangat kompleks dan tidak bisa hanya dipandang dalam satu sudut saja. Bahkan diakui oleh Imam sejak awal wabah Covid-19, terjadi pro kontra terkait penangan Covid-19 di Pemerintahan.

“Dari awal di pemerintahan terjadi pro kontra terhadap masalah penanganan dari sisi kesehatan dan penangan dari segi sosial dan sekarang tambah lagi penanganan terhadap sisi ekonomi. Pertama hanya dua sisi, yaitu kesehatan pengobatan atau pencegahan. Dan yang kedua adalah bantuan sosial masyarakat berupa sembako atau bantuan uang langsung kepada masyarakat, yang ketiga yaitu bagaimana cara menumbuhkan ekonomi masyarakat karena saat ini masyarakat ingin kembali beraktivitas ekonomi dan pemerintah juga berharap ekonomi terus tumbuh,’katanya.

Selain itu seluruh anggaran pemerintah Kota, Kabupaten maupun Provinsi diberikan untuk penanganan Covid -19 dan hal tersebut berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan setiap Kota atau Kabupaten.

“ Dan di Provionsi Jawa Barat saja ternyata menurun sangat jauh sekitar Rp 9 triliun dari pendapatan pertahun sebesar 45 triliun. Ketika pemerintah pusat memberi suatu istilah baru dalam istilah Jawa Barat, langsung balik 180 persen dan itu harus ada yang disalurkan,’ bebernya.

Sementara terkait pembukaan Mall, IBH menekankan perlunya dibatasi jam kerja kemudian perlunya Satpam ataupun Satpol PP untuk melakukan penjagaaan bahkan melakukan pengawasan tentang penularan yang sangat bisa terjadi jika tidak di batasi.

“Jadi perlu ada ketegasan untuk pembatasan baik pengunjung dan jam kerja. Dan restoran silakan dibuka, Tapi tidak boleh makan di tempat,”ujarnya.

Salah satu narasumber lainnya yaitu warga Pancoran Mas, Resti Vurvanin mempertanyakan PSSBB tersebut akan mau kemana. Sebab ketika Mall dibuka akan mengundang banyak orang sementara PSBB masih berjalan.

“Saya pribadi Ini arahnya mau kemana, kita tahu sendiri Mall sebagai pusat berkumpulnya orang-orang. Tetapi ketika mulai dibuka sementara psbb sendiri masih berlangsung artinya orang diundang untuk datang, sementara sebelumnya ketika PSBB diberlakukan orang bosan dirumah dan melanggar PSBB,” katanya

Menurutnya harus ada ketegasan karena sebelumnya ketika mulai penerapan PSBB banyak orang patuh untuk tetap dirumah dan pemeritah terus melakukan patroli . Namun setelah itu melonggar dan penjagaan tidak ada lagi sampai sekarang.

“Kebetulan saya sendiri kan dari luar kota dari Sukabumi, kondisi macet di jalanan orang jarang yang pakai masker. Orang yang mematuhi protokoeler Covid-19 sekarang sudah dibilang aneh. Bahkan ketika memasuki Depok, Parung dan daerahnya sekitarnya tidak ada lagi PSBB,” pungkasnya.