FPKS DPRD Depok Gelar Seminar Online: Tantangan Pendidikan Selama Masa Pandemi di Kota Depok

DepokNews–Sabtu, 13 Juni 2020, Fraksi PKS DPRD Kota Depok menggelar Seminar Online (Webinar) dengan tema “Tantangan Pendidikan Selama Masa Pandemi di Kota Depok”. Acara menggunakan fasilitas Zoom, berlangsung dari pukul 13.00 sampai dengan 16.00. Dipandu oleh Pembawa Acara H. Khoirulloh dan Moderator HM. Supariyono, diikuti oleh 220 peserta dan menghadirkan 5 pembicara: 1. Mohammad Thamrin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok 2. HM. Hafid Nasir, Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok 3. H. Ace Azhari, Ketua BMPS Kota Depok 4. Leni Sintorini, Pusta Pembelajaran Keluarga Kota Depok 5. T. Farida Rachmayanti, Anggota DPRD Kota Depok Komisi D

Dalam pengantar acara, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Depok, Sri Utami, menyatakan bahwa acara ini merupakan salah satu implementasi dari penyerapan aspirasi masyarakat dalam mengahadapi permasalahan yang dihadapinya yakni pendidikan di masa pandemi. Tak lupa ucapan terima kasih para nara sumber, seluruh peserta dan panitia atas terselenggara kegiatan ini dan berharap semoga acara ini bermanfaat bagi pihak.

Mohammad Thamrin, kepala Dinas Pendidikan Kota Depok menyatakan bahwa mengahadapi tantangan dunia pendidikan di masa pandemi diperlukan Evaluasi, pemetaan dan strategi yang tepat terutama dalam menyongsong New Normal. Misal persoalan tidak semua terfasilitasi jaringan ketika Belajar dari rumah, ada peran guru yang belum optimal karena yang merasa lebih nyaman tatap muka dan seterusnya. Maka perlu optimalisasi dan modifikasi pembelajaran, orientasi pengembangan pada minat, bakat dan karakter siswa (bukan material oriented).

“Kami memberikan apresiasi kepada seluruh murid dan guru yang telah bersedia menjalankan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama ini. Dinas Pendidikan sedang menyusun kebijakan tertulis terkait pembelajaran di tengah Pandemi,” kata Mohammad Thamrin.

Moh. Hafid Nasir, Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok menyatakan bahwa Dewan Pendidikan melalui lembaga binaannya yakni Komite sekolah berupaya bisa ikut berperan aktif di masa pandemi. Keluhan seperti pengadaan alat belajar jarak jauh dapat dilakukan dapat secara gotong royong atau memberi pertimbangan penyusunan anggaran sekolah (refocusing dan recalculating), bisa memilah dan memilih penggalangan dana yang dibenarkan (bedakan antara: Bantuan, sumbangan dan pungutan pendidikan) sampai memberi rekomendasi ke pemkot.

H. Acep Azhari, Ketua BMPS Kota Depok mengatakan ada 5 masalah sekolah Swasta di masa Pandemi:

  1. Semakin lama Pembelajaran Jarak Jauh, semakin sulit sekolah menerima pemasukan (partisipasi biaya pendidikan hanya berkisar 10% sampai 45% ) 2. Macetnya pembayaran, apakah sekolah swasta harus PHK Guru? 3. PPDB di masa pandemi yang memprihatinkan 4. New Normal di sekolah swasta menyulitkan karena sistem shift dan protokol kesehatan 5. Guru atau pegawai di atas 45 tahun offline. Ekstremnya Sekolah swasta di masa pandemi ini bertahan atau collaps.
    Harapannya membangun kesadaran para orang tua murid utk terus mendukung keberlangsungan di tempat anak mereka belajar serta mengusulkan kepada pemkot utk memprogramkan dana stimulus atau bantuan kepada sekolah swasta agar keberlangsungan hidup sekolah swasta tetap terjaga.

Leni Sintorini, Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) menyatakan bahwa pengelolaan psikologis anak di masa Pembelajaran Jarak jauh pada dasarnya adalah memahami dan menerima emosi dari diri orang tua dan guru. Manajemen emosi orang tua dan guru sebagi pendamping berpengaruh signifikan terhadap emosi anak. Memiliki regulasi emosi yang baik akan memahami kebutuhan emosi anak sehingga dapat memberikan respon yang tepat dan patut terhadap emsoi yang dimunculkan anak. Dibutuhkan persamaan persepsi antara orang tua dan guru bahwa Pembelajaran jarak jauh bukan memindahkan sekolah ke rumah, tetapi membangun proses pembelajaran yang menstimulasi semua aspek perkembangan tidak hanya akademis tetapi juga karakterk dan life skill.

Farida Rachmayanti, Anggota DPRD Kota Depok Komisi D, menyatakan bahwa Keptusan anak masuk kembali kesekolah harus tepat timing dan akurasinya. Keselamatan siswa, tenaga pendidik dan karyawan sekolah menjadi hal yang utaman. Hal lain yang perlu diperhatikan untuk menjadi pertimbangan adalah kondisi Makro kesehatan anak kota Depok, serta kondisi sosial dan psikologis mereka. Data terakhir per 10 Juni 2020 asa sekitar 13,5 % anak terpapar Covid19 dengan berbagai kriteria OTG, ODP, PDP dan konfirmasi positif. Keputusan untul kembali belajar dengan tatap muka diharapkan pada kondisi setelah tidak ada penularan. Mengapa demikian karena pertimbangan kerentanan pada kasus-kasus kesehatan anak yg sedang dan terus ditangani oleh pemerintah. Seperti Gizi buruk dan stuntink, kondisi cakupan ASI eksklusif yg belum sampai 100%, anak-ansmak yg dlm proses pengobatan TB serta adanya siswa perokok aktif. Untuk kondisi sosial dan psikologis, kita perlu melihat jumlah siswa dari keluarga tidak mampu, anak-anak yg tinggal si rumah yg tidak sehat, atau anak yg terkena kasus KDRT, disharmoni dan juga anak berkebutuhan khusus. Oleh karena intu proses PJJ masih relevan sangat efektiv dalam konteks pemenuhan hak hidup dan tumbuh kembang anak. Tinggal kemudian pemerintah perlu memperluat sarana dan prasarana pendukung agar semua keluarga dan siswa dapat mengakses program pembelanjaran on line/daring secara optimal. Pada satu sisi pemerintah segera menyiapkan SOP sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid 19 bagi terselenggaranya pembelajaran tatap muka. Kita pun mendorong peran orang tua untuk pengkondisian daya tahan tubuh anak dari rumah serta membantu terinternalisasinya PHBS.
Dalam hal lain utk kebutuhan survailance di sekolah maka aplikasi kampung covid19 segera di update untuk bisa memantau situasi lapangam di lokus sekolah.

Peserta cukup antusias yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan baik lisan maupun tulisan, sehingga mengingat keterbatas waktu harus diakhiri pada pukul 16.00. Diakhir acara, Pembawa acara mengumumkan bahwa seluruh peserta akan mendapatkan E-Sertifikat dari panitia. Sebagai hadiah hiburan, panitia memberikan voucher pulsa kepada 30 peserta. Menggaris bawahi statement ketua Fraksi PKS DPRD Kota Depok, semoga kegiatan ini bermanfaat buat semuanya.