SD Nasional Plus Tunas Global Berkomitmen Cegah Bullying Melalui Edukasi untuk Siswa

DepokNews- SD Nasional Plus (NP) Tunas Global di Kota Depok mengadakan kegiatan edukasi anti bullying yang ditujukan untuk siswa dari kelas I sampai VI. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kepedulian siswa terhadap isu bullying dan pendidikan seks, serta memberikan pemahaman tentang cara mencegah dan mengatasi kasus bullying.

Muhammad Taufiqurrahman, Kepala SD NP Tunas Global, menjelaskan bahwa sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka memiliki perhatian khusus terhadap isu bullying, terutama yang terjadi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, edukasi anti bullying menjadi salah satu kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun.

“Kegiatan ini adalah wujud perhatian kami terhadap isu bullying. Siswa perlu memahami segala aspek bullying untuk menjaga diri sendiri dan orang lain,” ungkap Taufiq.

Bullying, seperti yang dijelaskan oleh Taufiq, adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan sengaja dan berulang-ulang untuk menyakiti teman. Untuk mencegah bullying, perlu dukungan tidak hanya dari sekolah, tetapi juga dari orang tua siswa.

“Orang tua yang menitipkan anaknya di sekolah ingin anaknya tumbuh menjadi individu yang cerdas, baik, dan aman. Oleh karena itu, mereka berharap agar sekolah dapat menjaga anak-anak mereka dari pengalaman yang menyakitkan,” tambah Taufiq.

Anak-anak yang menjadi korban bullying mungkin akan mengalami kesedihan, trauma, dan gangguan belajar. Bahkan, beberapa di antara mereka mungkin memutuskan untuk berhenti sekolah. Oleh karena itu, penting untuk mencegah dan mengatasi bullying sejak dini.

Tidak hanya korban, pelaku bullying juga memerlukan perhatian khusus. Tindakan bullying dapat mengganggu proses pembelajaran mereka di sekolah, dan jika tidak ditangani dengan baik, pelaku bullying dapat mengembangkan perilaku yang merugikan.

Taufiq juga membagi jenis-jenis bullying, diantaranya adalah bullying fisik yakni melukai fisik teman. Bullying kata-kata yang melukai dengan kata-kata bullying seksual dimana melibatkan unsur seksual. Lalu, ada bullying relasional yakni menjauhi atau mengucilkan teman. Ada juga bullying dunia maya dimana melakukan bullying melalui media sosial, termasuk menyebarkan hoaks.

Dalam kesempatan ini, Taufiq juga mengingatkan bahwa syarat kelulusan siswa di sekolah melibatkan tiga aspek: menyelesaikan pembelajaran, mengikuti ujian sekolah, dan berkelakuan baik.

Taufiq menjelaskan tiga peran dalam situasi bullying: korban, pelaku, dan saksi. Masing-masing memiliki tanggung jawab dan tindakan yang berbeda dalam menghadapinya.

Bagi korban, lanjut Taufiq, jangan mendengarkan kata-kata yang menyakiti. Kemudian berani mengatakan “stop” kepada pelaku, jauhi orang yang menyakiti. Jangan lupa untuk maporkan ke guru dan ceritakan kepada orang tua.
Sedangkan bagi pelaku, kata Taufiq harus segera menghentikan tindakan bullying. Cari tempat yang tenang, minum air atau basahi wajah, laporkan kepada guru, juga menceritakan kepada orang tua. Kemudian minta maaf, ganti kerusakan barang jika ada, membantu teman yang terluka jika perlu. Berikan perhatian kepada teman yang terluka dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Bagi saksi sendiri, harus dipisahkan korban dan pelaku, jangan mendukung pelaku. Berteriak atau meminta bantuan, bantu korban dan tenangkan mereka, minta pelaku menjauh. Segera laporkan ke guru atau orang dewasa terpercaya.

Melalui edukasi anti bullying seperti ini, SD NP Tunas Global berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, peduli, dan ramah di sekolah, serta membantu siswa memahami pentingnya menjaga kebaikan, rasa hormat, dan empati terhadap sesama. SD Nasional Plus (NP) Tunas Global Berkomitmen Cegah Bullying Melalui Edukasi untuk Siswa.