Tetap Berkah Meski di Rumah Saja

Oleh: Ayyuhanna Widowati, S. E. I., Guru/Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

Hai sobat muda, tidak terasa sudah hampir setahun kita melakukan aktivitas di rumah saja, mulai dari sekolah, kuliah, bekerja, silaturahim, bahkan berdakwah kita lakukan secara online. Semua itu dilakukan agar bisa membantu memutuskan rantai penyebaran Covid-19, tetapi masih belum menemukan titik terang kapan akan berakhirnya. Malah  korban yang terpapar virus corona ini makin bertambah.

Bisa kita lihat data pertambahan pasien Covid-19 per 26 Januari 2021 di Indonesia mencapai 13.094 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Dengan kondisi seperti ini tidak ada yang tahu sebenarnya kapan pandemi ini berakhir sehingga kita bisa beraktivitas normal seperti sedia kala. Wabah ini merupakan qadha dari Allah SWT dan apapun yang sudah menjadi qadha Allah harus disikapi sesuai kadarnya, karena wabah ini akan semakin menyebar dengan berkumpulnya orang-orang. Maka, yang harus kita lakukan adalah dengan menahan diri di dalam rumah-rumah kita.

Selain agar wabah tidak menyebar dan segera berakhir, ternyata Allah memberi pahala yang besar berkaitan dengan wabah ini. Sebagaimana terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, “Wabah penyakit adalah sejenis siksa (azab) yang Allah kirim kepada siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Allah menjadikan hal itu sebagai rahmat bagi kaum Muslimin. Tidak ada seorang pun yang terserang wabah, lalu dia bertahan di tempat tinggalnya dengan sabar dan mengharapkan pahala, juga mengetahui bahwa dia tidak terkena musibah melainkan karena Allah telah mentakdirkannya kepadanya maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mati syahid.” (HR Bukhari, AnNasa’i dan Ahmad).

Dengan dalil tersebut kita seharusnya tidak perlu galau dan sedih ya sahabat dengan stay at home karena pahalanya besar. Sebenarnya banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan di rumah saja, seperti membantu kedua orang tua, bersih-bersih rumah dan belajar keterampilan baru. Apalagi jika diisi dengan belajar Islam akan sangat berfaedah, karena belajar Islam akan menuntun kita kepada visi hidup kita di dunia yakni beribadah kepada Allah.

Ibadah itu bukan hanya masalah ritual saja, tetapi ibadah itu bagaimana menjadikan seluruh aktivitas kita sesuai dengan syariat Islam dari bangun tidur sampai tidur kembali. Selain itu mempelajari ilmu Islam itu hukumnya fardhu ‘ain, artinya setiap diri Muslim berkewajiban untuk mempelajarinya kapan pun dan di mana pun. Sebaliknya jika  kewajiban menuntut ilmu tidak dilakukan maka yang kita mendapatkan dosa.

Kewajiban menuntut ilmu Islam ini sudah tercantum dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, yaitu “Menuntun ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR Ibnu Majah).

Dalam Al-Qur’an Surah  Thaaha ayat 114 juga menyebutkan kata ilmu yang artinya. “Dan katakanlah wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.” Kata ilmu di sini oleh Ibnu Hajar Asqalani dalam kitab Fathul Baari diartikan sebagai ilmu syar’i atau ilmu Islam yang menyangkut ibadah, muamalah, hukum, akhlak, uqubat dan lain sebagainya.

Jadi belajar ilmu Islam penting sekali terlebih bisa juga dilakukan di mana pun dengan kondisi kita yang stay at home, maka tak ada alasan lagi tidak bisa ikut kajian keislaman karena sibuk ke luar rumah atau pun tidak sempat ke luar rumah yang jaraknya terlalu jauh. Kita pun bisa belajar secara online dari buku yang sudah terpercaya, sehingga bisa menjalani kehidupan ini dengan penuh berkah. Apalagi belajarnya secara berjamaah yang akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.

Tetapi sangat disayangkan pemuda Muslim saat ini malah terlena di zona nyamannya, banyak yang memilih menghabiskan waktu untuk rebahan, menonton drama Korea, joged-joged di tik-tok atau main mobile games, bahkan aktivitas tidak berfaedah lainnya. Seolah-olah pemuda hari ini lupa bahwa visi manusia itu diciptakan oleh Allah untuk beribadah.

Semua ini terjadi karena adanya paham sekuler yang tertanam dalam benak kaum Muslim, terutama kaum mudanya. Dalam paham sekuler ini tidak boleh mencampur adukkan urusan agama dengan aktivitas sehari-hari, sebab masalah akhirat hanya cukup di dalam masjid saja, sehingga orang yang berpahaman sekuler ini menjalani kehidupan dengan sesuka hatinya atau bebas, mau bermalas-malasan, mau berhappy-happy dengan pacaran dan yang lainnya suka-suka mereka tanpa peduli lagi aturan-aturan Islam.

Paham sekuler ini benar-benar merusak akidah umat Islam. Kita harus lebih hati-hati ya sahabat, karena kita tidak selamanya hidup di dunia, ada akhirat yang menunggu kita untuk mempertanggung jawabkan semua amal perbuatan di dunia. Untuk itu penting sekali agar terhindar dari paham sekuler ini dengan belajar Islam agar hidup produktif dan menjadi bekal untuk kehidupan bahagia di akhirat. Dengan begitu maksimalkan waktu untuk belajar Islam sehingga tetap berkah meski di rumah saja. []

Biodata Penulis:

Ayyuhanna Widowati, S. E. I.

Ttl. Jakarta, 10 Maret 1983

Alamat : Perumahan Griya Sawangan, Bedahan, Depok

Pekerjaan : Guru

Description: D:\Lapak\Siti Aisyah\Ko Media Daerah\Foto Penulis\Mba Ayu Sawangan.jpg
Published
Categorized as Ragam