DPRD Kota Depok Usulkan Penundaan Program Makanan Stunting untuk Optimalisasi Efektivitas

DepokNews- Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok, Ikravany Hilman, mengusulkan penundaan pelaksanaan program makanan stunting di Kota Depok. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan implementasi program yang efektif dan tepat sasaran.

Menurut Ikravany Hilman, program ini tidak sekadar pembagian makanan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan umum tentang gizi di kalangan masyarakat Kota Depok. “Kami percaya bahwa edukasi dan informasi harus menjadi bagian integral dari program ini, termasuk persiapan untuk melakukan sosialisasi atau bimbingan teknis (bimtek),” ujar Ikravany Hilman belum lama ini.

Ikravany Hilman menyoroti pentingnya menyertakan aspek edukasi dalam program ini. Dia menekankan perlunya persiapan untuk sosialisasi dan bimtek sehingga para kader yang terlibat dalam pembagian makanan dapat memberikan penjelasan yang memadai kepada masyarakat mengenai kandungan gizi dalam setiap jenis makanan.

“Supaya para kader yang terlibat dalam pembagian makanan dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kandungan gizi yang ada dalam setiap jenis makanan,” ungkap Ikravany Hilman.

Ikravany Hilman menjelaskan bahwa tanpa penjelasan dan edukasi yang memadai, masyarakat dapat salah menginterpretasikan program tersebut. “Ini kan cuma dibagi saja, tanpa dijelaskan. Jadi tak masalah menunya nugget, tempe, tapi bisa menjelaskan bahwa didalamnya ada ayam dan keju yang menjadi sumber gizi untuk keperluan mencegah stunting,” jelasnya.

Ikravany Hilman mengusulkan agar program ini ditunda sementara hingga persiapan, termasuk edukasi dan pelatihan, telah dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, penundaan program dianggap sebagai langkah yang tidak hanya menghemat anggaran tetapi juga memastikan kesuksesan program fokus pada distribusi nutrisi dan pemahaman gizi yang benar di kalangan masyarakat.

“Terpenting, program ini sukses, bukan berapa banyak masyarakat yang diberi makan, tapi berapa banyak nutrisi yang tersebar,” tandas Ikravany Hilman.