Situasi Padndemi Mari Membnatu Pedagang Kecil

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) justru menjadi sektor paling rentan kena hantaman pandemi virus corona. Sektor ini disebut ekonom tak bisa lagi menjadi penyangga perekonomian seperti saat krisis ekonomi dan keuangan 1998 dan 2008.

Agar UMKM tetap bisa berproduksi dan terhindar dari PHK, Presiden Joko Widodo meminta realokasi APBN dan APBD ke tiga bidang, salah satunya UMKM.

Nur Hawa, 38 tahun, duduk dan menatap menung melihat hasil produksi peyeknya, biasanya 2-3 hari hasil yang dia produksi cepat habis, begitu jugak dengan warung-warung seperti  Nasi, Kelontong, dan warteg dll, yang biasanya tempat untuk menitipkan runtaiaan peyek sebagian ada jugak dalam toples.

Biasanya, orang-orang yang hilir mudik dan masuk ke warung-warung saya ikut membeli jajanannya. Tapi sejak penerapan ‘belajar, bekerja dan beribadah dari rumah’, dagangannya sepi. Pedagang kaki lima ini mengaku pendapatannya turun 50%.

“Biasa sudah pegang Rp300 ribu. Ini baru Rp100 ribu. Anyep, nyep, nyep. Sepi banget,” katanya berkeluh kesah.

Untuk itu saya, dengan adanya tugas dari kampus saya yang #berkahbareng membantu dengan posdig model Canva  mencoba mempormosikannya di sebagian Gruf  WA, Forum Jual Beli di FB dan dengan metode Dilevery saya usulkan dengan jangakauan daerah telah di tentukannya. “Gimana sekrang? Alhamdulillah sekarang sudah naik 20%” dan untuk itu bagi pembaca tulisan ini, saya mengajak untuk memutusakan rantai Virus Covit -19 salah satunya yang sebagaimana telah di anjurkan pemerintah berdiam dirumah dan untuk kebutuhan sehari-hari mari kita memesan keperluan dengan mempaatkan kecangihan saat ini yaitu memesan secaa online.

Penulis ; Rahmat Hariyanto_ STEI SEBI

Published
Categorized as Opini